hadits tentang allah memberikan apa yang kita butuhkan

Olehkarena kita dianjurkan untuk berpikir bahwa seolah-olah kita akan hidup selamanya, maka sesungguhnya kita harus pula berpikir bahwa terdapat banyak sekali kesempatan dalam hidup ini untuk mendapatkan apa yang kita butuhkan. Jika hari ini kita belum mendapatkan apa yang kita butuhkan, esok hari masih ada kesempatan untuk mendapatkannya Kitalipat apa yang kita lakukan pada ramadhan kemarin, kita mulai hidup baru di syawwal dan bulan2 kedepan dengan kehidupan yang lebih baik. Itulah tujuan kita hidup Ayyuhal muslimun ibadallah, itulah Allah memberikan kesempatan hidup umur, Adapun biaya yang di butuhkan untuk pembangunan gedung tersebut Rp.. Via transfer Dihadis tersebut, Nabi SAW. mengumpamakan hal-hal yang diharamkan seperti hima yang dijaga para raja dan mereka melarang siapa pun untuk mendekatinya. Nabi SAW. menjadikan lahan seluas dua mil di sekitar Madinah sebagai hima haram di mana pohonnya tidak boleh ditebang dan hewan buruannya tidak boleh diburu. Haditssingkat ini memiliki makna yang luas sekaligus memberikan definisi mengenai sifat dan karakter orang yang beriman. Setiap orang yang beriman digambarkan oleh Rasulullah SAW sebagai orang yang memiliki pesona, yang digambarkan dengan istilah 'ajaban' ( عجبا ). Ap oleh Jumal Ahmad. Saat Ramadan, kita sering mendengar kutipan bahwa di bulan suci ini pintu surga dibuka, pintu neraka ditutup dan setan dibelenggu. Lantas, benarkah setan akan dibelenggu ketika Ramadan tiba? Ungkapan mengenai setan yang dibelenggu selama bulan Ramadan terdapat dalam sebuah hadis diriwayatkan oleh Bukhari, no. 1899. Recherche Site De Rencontre Gratuit Pour Femme. Muslimahdaily - Di tengah situasi seperti ini, pekerjaan jadi lebih sulit didapatkan. Tak hanya bagi lulusan baru saja, banyak juga perkeja lama yang terpaksa melepas pekerjaannya. Walaupun terasa sulit, hendaknya kita tidak pernah berhenti berusaha untuk menjemput rezeki Allah. Sebagai bahan bakar semangat mencari pekerjaan, berikut ini Muslimahdaily bawakan 9 ayat dan hadits untuk kamu. 1. Jangan khawatir, Allah Sudah Menentukan Rezeki Tiap-tiap Hamba-Nya Sebagai makhluk dan hamba Allah, yakinlah bahwa Allah telah menjamin rezeki tiap-tiap hamba-Nya. Allah tidak akan membiarkan hamba-Nya kelaparan. “Dan tidak ada satupun makhluk bergerak bernyawa di muka bumi melainkan semuanya telah dijamin rezekinya oleh Allah. Dia mengetahui tempat kediaman dan tempat penyimpanannya. Semua itu tertulis dalam Kitab yang nyata Lauh Mahfuzh.” QS. Hud 6. 2. Minta kepada Allah, Bukan kepada Makhluk-Nya Tak ada yang pantas dijadikan tempat meminta selain hanya kepada Allah Subhanahu wa ta’ala. Sesulit apapun kita mencari pekerjaan, ingatlah untuk selalu meminta kepada Allah Azza wa Jalla, pemilik semesta, bukan kepada makhluk-Nya. “Katakanlah, Siapakah yang memberimu rezeki dari langit dan bumi, atau siapakah yang kuasa menciptakan pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup, dan siapakah yang mengatur segala urusan?’ Maka mereka akan menjawab, Allah.’ Maka katakanlah, Mengapa kamu tidak bertakwa kepada-Nya?’” QS. Yunus 31. “Wahai manusia, Ingatlah akan nikmat Allah kepadamu. Adakah pencipta selain Allah yang dapat memberi kamu rezeki dari langit dan bumi? Tidak ada tuhan selain Dia, maka mengapa kamu berpaling dari ketauhidan?” QS. Fathir 3. 3. Jemput Rezeki dengan Cara Halal Dari Jabir bin Abdillah Radhiyallahu anhu, Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Wahai umat manusia, bertakwalah engkau kepada Allah, dan tempuhlah jalan yang baik dalam mencari rezeki, karena sesungguhnya tidaklah seorang hamba akan mati, hingga ia benar-benar telah mengenyam seluruh rezekinya, walaupun terlambat datangnya. Maka bertakwalah kepada Allah, dan tempuhlah jalan yang baik dalam mencari rezeki. Tempuhlah jalan-jalan mencari rezeki yang halal dan tinggalkan yang haram.” HR. Ibnu Majah. Ibnu Taimiyyah Rahimahullah berkata, “Rezeki halal walau sedikit, itu lebih berkah daripada rezeki haram yang banyak. Rezeki haram itu akan cepat hilang dan Allah akan menghancurkannya.” Majmu’ah Al-Fatawa. 4. Bersyukur, Kunci dari Rezeki Rezeki yang berkah tak hanya cukup dijemput dengan usaha, melainkan juga syukur. Bersyukur dengan keadaan yang telah Allah tetapkan, sehingga Allah dapat menambahkan rezeki kita. “Sesungguhnya jika kamu bersyukur pasti Kami akan menambah nikmat kepadamu” 7. 5. Jangan Iri dengan Rezeki Orang Lain Nikmat yang Allah turunkan kepada tiap hamba-Nya bisa jadi berbeda-beda. Walau demikian, hendaknya kita tidak merasa dengan nikmat rezeki orang lain, sebab Allah Maha Tahu apa yang terbaik bagi hamba-Nya. "Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. Karena bagi orang laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita pun ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu." QS. an-Nisa 32. 6. Usaha Tidak akan Mengkhianati Hasil Pada akhirnya Allah akan melihat usaha kita dalam menjemput rezeki dan membalasnya secara setimpal. Oleh sebab itu, rezeki yang tumpah ruah dan berkah hanya didapatkan dari usaha yang maksimal serta niat yang tulus. “Tidaklah manusia mendapatkan apa-apa kecuali apa yang dikerjakannya.” QS. an-Najm 39. "Dan Katakanlah “Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mu’min akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada Allah Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan." QS. At-Taubah 105 Rasulullah juga bersabda, “Seandainya kalian betul-betul bertawakkal pada Allah, sungguh Allah akan memberikan kalian rezeki sebagaimana burung mendapatkan rezeki. Burung tersebut pergi pada pagi hari dalam keadaan lapar dan kembali sore harinya dalam keadaan kenyang.” Disebutkan dalam hadits ini bahwa burung tersebut pergi pada waktu pagi dan kembali pada waktu sore dalam rangka mencari rezeki. Para sahabat pun berdagang. Mereka pun mengolah kurma. Yang patut dijadikan qudwah teladan adalah mereka yaitu para sahabat.” Fath Al-Bari. 7. Rezeki Datang Dari Hal yang tidak Terduga “Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan menjadikan baginya jalan keluar dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya.” QS. at-Thalaq 2. 8. Perbanyak Istighfar Salah satu sebab tertahannya sebuah rezeki dikarenakan dosa yang seorang hamba perbuat. Oleh sebab itu, perbanyaklah istighfar dan memohon kepada Allah. “Beristighfarlah kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, pasti Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan memperbanyak harta.” QS. Nuh 10-11. 9. Jangan Ragu Bersedekah Lagi, salah satu cara menjemput rezeki adalah dengan memberbanyak sedekah, sebab Allah akan melipatgandakan harta yang digunakan dijalan-Nya. “Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik infak & sedekah, maka Allah akan melipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipatan yang banyak.” QS. Al Baqarah 245. Wallahu alam. loading...Ada beberapa hadis-hadis Nabi yang berisi nasihat-nasihat yang perlu kita sampaikan, dan hendaknya ini dihafal oleh orang tua untuk disampaikan kepada anak. Foto ilustrasi/ist Ada beberapa hadis-hadis Nabi yang berisi nasihat-nasihat yang perlu kita sampaikan, dan hendaknya ini dihafal oleh orang tua untuk disampaikan kepada anak. Ustadz Abu Ihsan al-atsaary, dai yang rutin mengisi parenting islami di kanal televisi muslim ini menjelaskan, ada beberapa hadis yang ringkas, ringan dan mudah untuk dihafal. Antara lain1. Hadis kebersihan bagian dari ImanMisalnya mengenai masalah menjaga kebersihan, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa sallam berkataالطُّهُوْرُ شَطْرُ الإِيْمَانِ“Kebersihan itu bagian dari iman.” HR. MuslimBahwa ciri-ciri orang mukmin itu adalah bersih, baik dirinya maupun lingkungannya. Sehingga anak terdorong untuk menjalani pola hidup bersih. Misalnya tidak buang sampah sembarangan, tidak membiarkan sampah-sampah berserakan di kamar, di rumah ataupun di lingkungannya. Baca Juga Untuk melatih disiplin bersih ini memang harus dari kecil. Karena kita lihat anak-anak yang jorok memang tidak diajarkan untuk menjalani pola hidup bersih. Misalnya kita lihat sebagian anak itu teledor membuang sampah sembarangan. Mungkin ini adalah sesuatu yang dilihat dari orang tuanya atau bahkan dari gurunya. Jadi memang harus dilatih disiplin dalam kebersihan. Dan kita motivasi dia dengan hadits Nabi Shallallahu Alaihi wa Shallallahu Alaihi wa Sallam juga mengatakanلَا يُحَافِظُ عَلَى الْوُضُوءِ إِلَّا مُؤْمِنٌ“Tidak ada yang menjaga wudhu kecuali orang mukmin.” HR. Ibnu MajahJadi mukmin itu identik dengan kebersihan. Bukan hanya kebersihan diri, tapi juga kebersihan lingkungan. Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam berkataطَهِّرُوا أَفْنِيَتَكُمْ“Bersihkanlah pekarangan kamu.” HR. Ath-ThabraniLogikanya, kalau Nabi menyuruh kita membersihkan pekarangan, tentunya ini juga perintah untuk membersihkan dalam rumah. Luar rumah saja harus bersih apalagi di dalamnya yang mana kita tinggal di dalamnya. Maka menjaga kebersihan adalah ciri orang dengan dunia pendidikan adalah melatih anak untuk disiplin bersih. Dan itu adalah bagian dari gaya hidupnya. Ini tentunya akan mendorongnya untuk menjadi pribadi yang bersih jasmani maupun Hadis larangan sombong Sombong adalah sifat yang sangat buruk. Maka kita perlu menyampaikan hal-hal yang berkaitan dengan ini kepada anak. Seperti hadits Nabi tentang definisi sombong, Nabi Shallallahu Alaihi wa sallam mengatakanلَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ“Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya terdapat sebesar biji sawi kesombongan.” HR. Muslim Baca Juga Kesombongan menghalangi seorang hamba dari surga. Kemudian jelaskan apa definisi sombong. Yaitu Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam mengatakanالْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ“Sombong itu adalah suka menolak kebenaran dan senang merendahkan orang lain.” HR. MuslimMaka anak dilatih untuk mendengar dan menerima nasihat, membela yang benar dan mengagungkan kebenaran. Karena meremehkan kebenaran adalah perilaku orang sombong. Kemudian ajarkan untuk menghormati/menghargai orang lain, karena merendahkan orang lain itu adalah sifat juga apa mudharatnya menjadi orang sombong. Bahwa orang sombong itu tidak disukai di dunia dan juga diancam tidak masuk surga di Hadis menjaga lisan Di antara hadis-hadis Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam yang perlu kita sampaikan kepada anak-anak kita adalah berkaitan dengan menjaga lisan. Misalnya sampaikan hadis tentang pesan Nabi kepada Uqbah bin Amirأَمْسِكْ عليك لِسَانَكَ“Jagalah lisanmu…”Sampaikan bahwa lisan bisa membawa petaka bagi pemiliknya. Memang lisan akan lebih mudah untuk dilakukan apabila memang sudah dibentuk dari kecil. TOPIK UTAMA MENGAPA KITA BUTUH ALLAH? Para ahli kesehatan mental mengatakan bahwa agar benar-benar bahagia, manusia membutuhkan nilai spiritual. Mereka biasanya ingin melakukan sesuatu yang berguna atau ingin berbakti kepada pribadi yang lebih tinggi dari mereka. Untuk itu, ada yang mengabdikan diri pada alam, kesenian, musik, dan lain-lain. Namun, kebanyakan dari mereka tidak benar-benar puas. Allah ingin manusia hidup bahagia sekarang dan selamanya Alkitab membenarkan adanya kebutuhan spiritual, atau rohani, dalam diri manusia. Pasal-pasal awal buku Kejadian menunjukkan bahwa setelah Allah menciptakan pasangan manusia pertama, Ia sering berbicara dengan mereka agar mereka bisa menjalin hubungan dengan-Nya. Kejadian 38-10 Manusia diciptakan dengan kebergantungan mutlak pada Allah; mereka perlu berkomunikasi dengan Pencipta mereka. Kebutuhan ini berulang kali disinggung dalam Alkitab. Misalnya, Yesus menyatakan, ”Berbahagialah mereka yang sadar akan kebutuhan rohani mereka.” Matius 53 Kesimpulannya, kalau ingin hidup puas dan bahagia, kita harus memenuhi kebutuhan rohani. Bagaimana caranya? Yesus mengatakan, ”Manusia harus hidup, bukan dari roti saja, tetapi dari setiap ucapan yang keluar melalui mulut Yehuwa.” Matius 44 Ucapan Allah adalah jalan pikiran dan petunjuk-Nya yang ada dalam Alkitab. Bagaimana hal itu bisa membuat hidup kita bahagia dan memuaskan? Mari kita lihat tiga contohnya. Kita Butuh Petunjuk yang Tepat Sekarang ini, ada banyak ahli dan spesialis yang menawarkan konsultasi soal hubungan sosial, asmara, keluarga, pemecahan masalah, kebahagiaan, bahkan makna kehidupan. Tapi, bukankah hanya Sang Pencipta, Allah Yehuwa, yang bisa memberikan petunjuk yang paling tepat dan seimbang? Seperti buku petunjuk, Alkitab memberi bimbingan untuk kehidupan Sebagai gambaran Setiap produk, misalnya ponsel atau kamera, dilengkapi buku petunjuk yang menjelaskan cara menggunakan produk itu untuk mendapat hasil terbaik. Kehidupan manusia bisa disamakan dengan sebuah produk yang dilengkapi dengan ’buku petunjuk’ dari Sang Pembuat kehidupan, Allah. Buku petunjuk itu adalah Alkitab. Alkitab menjelaskan kepada manusia tujuan kehidupan dan cara terbaik menjalaninya. Seperti buku petunjuk, Alkitab dengan jelas memperingatkan kita bahwa ada tindakan-tindakan yang bisa membuat kehidupan tidak berjalan mulus. Nasihat atau jalan pintas dari orang lain mungkin kedengaran menarik, bahkan lebih mudah. Tetapi, kalau kita ingin menjalani kehidupan yang menyenangkan dan terhindar dari masalah, petunjuk siapa yang harus kita ikuti? Bukankah petunjuk dari Sang Pembuat kehidupan? ”Aku, Yehuwa, adalah Allahmu, Pribadi yang mengajarkan hal-hal yang bermanfaat bagimu, Pribadi yang membuat engkau melangkah di jalan yang harus kautempuh. Oh, seandainya saja engkau mau memperhatikan perintah-perintahku! Maka damaimu akan menjadi seperti sungai, dan keadilbenaranmu seperti gelombang-gelombang laut.”—Yesaya 4817, 18 Alkitab bisa memberi kita arahan dan bantuan yang kita butuhkan Meski Allah Yehuwa memberikan arahan dan petunjuk, Ia tidak memaksa kita mengikutinya. Sebaliknya, karena Ia mengasihi kita dan ingin membantu kita, Ia dengan hangat mengatakan, ”Aku, Yehuwa, adalah Allahmu, Pribadi yang mengajarkan hal-hal yang bermanfaat bagimu, Pribadi yang membuat engkau melangkah di jalan yang harus kautempuh. Oh, seandainya saja engkau mau memperhatikan perintah-perintahku! Maka damaimu akan menjadi seperti sungai, dan keadilbenaranmu seperti gelombang-gelombang laut.” Yesaya 4817, 18 Jadi, kita harus mengikuti bimbingan Allah jika kita menginginkan kehidupan yang baik. Dengan kata lain, agar bahagia, kita butuh Allah. Kita Butuh Penjelasan untuk Masalah Kehidupan Karena banyaknya masalah kehidupan, orang sulit percaya Allah itu pengasih. Jadi, mereka tidak mau bergantung pada Allah. Contohnya, mereka mungkin bertanya, ’Mengapa orang baik menderita?’ ’Mengapa ada bayi yang lahir cacat?’ ’Mengapa hidup ini tidak adil?’ Hal-hal itu memang penting untuk direnungkan, dan jawabannya bisa sangat memengaruhi kehidupan. Tetapi, daripada langsung berpikir bahwa masalah kehidupan datang dari Allah, mari kita perhatikan apa kata Firman Allah, Alkitab, tentang hal ini. Buku Kejadian pasal tiga bercerita tentang Setan yang, dengan menggunakan seekor ular, menghasut pasangan manusia pertama agar melanggar perintah Allah Yehuwa untuk tidak makan buah dari pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat. ”Kamu pasti tidak akan mati,” kata Setan kepada Hawa. ”Karena Allah tahu bahwa pada hari kamu memakannya, matamu tentu akan terbuka dan kamu tentu akan menjadi seperti Allah, mengetahui yang baik dan yang jahat.”—Kejadian 216, 17; 34, 5. Dengan kata-kata itu, Setan tidak hanya mengatakan bahwa Allah pembohong, tetapi juga menyiratkan bahwa cara Allah memerintah tidak adil. Menurut Iblis, jika manusia memercayai kata-katanya, hidup mereka akan lebih baik. Bagaimana masalah itu diselesaikan? Yehuwa memilih untuk tidak langsung bertindak supaya semua ciptaan dapat melihat apakah tuduhan terhadap-Nya benar atau salah. Dengan begitu, Allah memberikan kesempatan kepada Setan dan mereka yang berpihak padanya untuk membuktikan apakah manusia dapat hidup bahagia tanpa Allah. Menurut Anda, apa jawaban dari tuduhan Setan? Dapatkah manusia hidup bahagia dan sukses mengatur diri sendiri tanpa Allah? Penderitaan, ketidakadilan, penyakit, kematian, juga kejahatan, amoralitas, perang, genosida, dan semua kebiadaban lain telah menghantui manusia selama berabad-abad. Itu jelas membuktikan bahwa semua upaya manusia untuk hidup tanpa bantuan Allah pasti gagal total. Kata-kata Alkitab memang benar, ”Manusia menguasai manusia sehingga ia celaka.” Pengkhotbah 89 Itulah sumber penderitaan dan masalah, bukan Allah. Jadi jelas, kita perlu berpaling kepada Allah bukan hanya untuk mendapat penjelasan atas masalah-masalah kita, tapi juga untuk mendapat jalan keluar. Apa yang akan Allah lakukan bagi kita? Kita Butuh Bantuan Allah Sejak dulu, orang ingin bebas dari penyakit, penuaan, dan kematian. Mereka telah menghabiskan banyak waktu, upaya, dan sumber daya untuk menghindarinya, tapi tidak berhasil. Ada yang percaya legenda tentang ramuan hidup abadi, sumber air awet muda, dan sebagainya. Namun, semuanya mengecewakan. Allah ingin agar manusia hidup bahagia. Inilah tujuan Allah sejak Ia menciptakan manusia. Kejadian 127, 28; Yesaya 4518 Allah Yehuwa menjamin bahwa apa pun yang Ia maksudkan pasti akan menjadi kenyataan. Yesaya 5510, 11 Alkitab memberi tahu kita bahwa Allah berjanji akan memulihkan kondisi Firdaus yang dihilangkan pasangan manusia pertama. Di bagian akhir dari Alkitab, kita melihat keterangan ini, ”Ia [Allah Yehuwa] akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan kematian tidak akan ada lagi, juga tidak akan ada lagi perkabungan atau jeritan atau rasa sakit. Perkara-perkara yang terdahulu telah berlalu.” Penyingkapan [Wahyu] 214 Bagaimana Allah akan mewujudkan keadaan luar biasa ini? Putra Allah, Yesus Kristus, mengajar murid-muridnya untuk berdoa agar kehendak Allah terwujud. Banyak orang hafal atau mengulang-ulangi doa ini, yang dikenal dengan sebutan Doa Bapa Kami. Kata-katanya seperti ini, ”Bapak kami yang di surga, biarlah namamu disucikan. Biarlah kerajaanmu datang. Biarlah kehendakmu terjadi, seperti di surga, demikian pula di atas bumi.” Matius 69, 10 Ya, Allah Yehuwa akan menggunakan Kerajaan Allah untuk menghilangkan semua akibat buruk dari pemerintahan manusia dan mewujudkan dunia baru yang adil seperti yang Ia janjikan. * Daniel 244; 2 Petrus 313 Nah, apa yang harus kita lakukan untuk menikmati janji Allah ini? Yesus Kristus menunjukkan apa yang harus kita lakukan, ”Ini berarti kehidupan abadi, bahwa mereka terus memperoleh pengetahuan mengenai dirimu, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenai pribadi yang engkau utus, Yesus Kristus.” Yohanes 173 Ya, dengan bantuan Allah, kita bisa meraih kehidupan abadi di dunia baru. Harapan ini membuat kita semakin yakin bahwa kita membutuhkan Allah. Saatnya Mengingat Allah Dua ribu tahun yang lalu di Areopagus, atau Bukit Mars, di Athena, rasul Paulus berbicara tentang Allah kepada orang-orang Athena. Ia mengatakan, ”Dialah yang memberikan kehidupan dan napas dan segala sesuatu kepada semua orang. Sebab oleh dialah kita mempunyai kehidupan, kita bergerak, dan kita ada, sama seperti yang telah dikatakan oleh beberapa pujangga yang ada di antara kamu, ’Sebab kita juga adalah keturunannya.’”—Kisah 1725, 28. Apa yang Paulus sampaikan kepada orang Athena memang benar. Pencipta kita memberikan udara yang kita hirup, makanan yang kita makan, dan air yang kita minum. Kita tidak bisa hidup tanpa semua hal baik yang telah Yehuwa sediakan untuk memelihara kita. Namun, mengapa Allah terus memberikan hal-hal ini kepada semua orang, termasuk yang tidak memedulikan Dia? ”Agar,” kata Paulus, ”mereka mencari Allah, jika mereka mungkin mencari-cari dia dan benar-benar menemukan dia, meskipun dia sebenarnya tidak jauh dari kita masing-masing.”—Kisah 1727. Maukah Anda belajar lebih banyak tentang kehendak Allah dan nasihat-Nya agar bisa hidup bahagia selamanya? Jika Anda tertarik, beri tahu orang yang memberi Anda majalah ini atau penerbit majalah ini. Mereka akan senang membantu Anda.

hadits tentang allah memberikan apa yang kita butuhkan